Berulang naik haji apa salah?

Artikel ini aku buat dan muat, sehubungan dengan kian dekatnya kita dengan pelaksanaan ibadah haji, yg insya ALLOH akan dimulai di awal/pertengahan bulan Desember 2006 mendatang (karena puncak ibadah haji, 10 Dzulhijjah, akan jatuh pada tgl 31 Desember 2006).

Kita seringkali mendengar atau bahkan melihat, banyak umat muslim yg melaksanakan ibadah haji berulang kali. Fenomena ini ternyata tidak saja dilakukan/terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di negara2 lain.

Nah, pertanyaanya, bagaimana sih hukumnya naik haji berulangkali?

Sejujurnya, aku belum pernah naik haji, jadi mungkin ’sedikit’ tidak kompeten untuk bicara masalah haji. Namun, aku pikir, tidak ada salahnya kan? Toh, tidak berdosa karenanya… ;-)

Aku cari2 referensi di internet dan buku2 mengenai haji, ditemukan bahwa Rasululloh SAW HANYA BERHAJI SEKALI seumur hidup. Sebelumnya, beliau hanya ber-UMROH.

Referensi di atas dijadikan ‘patokan’ bagi banyak orang bahwa haji itu cukup sekali, tidak perlu berkali-kali. Jika memang kelebihan rejeki harta, lebih baik hartanya disumbangkan ke yayasan ataupun keluarga miskin. Hal ini dikarenakan harta tersebut akan lebih berguna (untuk khalayak ramai) dibandingkan jika digunakan untuk berhaji (bermanfaat hanya untuk diri sendiri, asumsi banyak orang).

Patokan di atas kian dikuatkan dengan salah satu cerita ulama mengenai seseorang (si fulan) yg batal berhaji karena (uang) bekal untuk berhaji diberikan kepada sebuah keluarga yg kelaparan. Batalnya dia berhaji ternyata tidak membuat pahala hajinya berkurang, bahkan ALLOH SWT menjadikan para jama’ah haji yg berada di Mekkah menjadi haji yg mabrur karena amalan si fulan ini. *insya ALLOH aku akan muat cerita ini di lain waktu*

Walhasil, jama’ah haji (terutama dari Indonesia) yg ingin menuaikan ibadah haji untuk kesekian kalinya terkadang bingung dan merasa ‘bersalah’ karena sering dituding tidak peduli (egois) dg masyarakat miskin yg ada di sekitarnya. Mereka dituduh mencari ‘asyiknya’ sendiri dalam beribadah.

Hmmm….dalam satu pengajian, seorang ustadz menyatakan sebuah hadits, bahwa Rasululloh SAW TIDAK MELARANG naik haji berkali-kali. *aku belum cari referensinya di banyak tempat, jadi aku masih ‘meragukan’ hadits yg disampaikan ustadz tersebut*.

Lalu, bagaimana kita mesti bersikap?

1. Memaklumi keinginan mereka. Siapa tahu orang yg berhaji berulangkali tersebut karena rasa rindu yg luar biasa terhadap Mekkah/Madinah. Menurut cerita orang2 yg sudah naik haji lebih dari sekali, alasan mereka berulangkali berhaji karena mereka MERASAKAN KENIKMATAN IBADAH YG LUAR BIASA. Bahkan, seorang ustadz pernah mengatakan, tiap kali orang tersebut berhaji, dia akan merasakan kerinduan yg luar biasa, tiap kali dia hendak pulang ke tanah airnya. Mungkin jika kita mengalami sendiri perasaan nikmat ibadah ini (dan ingin selalu berhaji tiap tahunnya), kita akan menjadi lebih bijak terhadap keinginan orang2 yg berhaji berulangkali. :-)

2. Bersyukur bahwa amanah/titipan harta yg diberikan ALLOH SWT kepada mereka, digunakan dengan baik, di jalan ALLOH SWT (untuk beribadah). Banyak kita saksikan orang2 kaya yg menghambur-hamburkan hartanya untuk keperluan yg tidak bermanfaat, bahkan cenderung untuk hal2 yg bertentangan dg perintah agama. Berjudi, berfoya-foya, merupakan sebagian kegiatan tidak bermanfaat yg dilakukan orang2 kaya yg tidak tahu/tidak mengerti bahwa harta merupakan amanah dari ALLOH SWT.

3. (berkaitan dg poin 2) Bersyukur (lagi) bahwa ghirah (semangat) ibadah mereka cukup tinggi. Banyak orang kaya, yg pernah berhaji, setelah punya uang digunakan untuk berlibur ke eropa, amerika dan tempat2 lain. Aku bukannya menentang atau sok mengatur, tapi jika uang tersebut digunakan untuk berhaji, manfaatnya cukup jelas, daripada sekedar jalan2 ‘tidak jelas’. Cerita seorang ustadz tentang jama’ah hajinya (yg berulangkali berhaji) yg memilih untuk berhaji dibandingkan dg jalan2 ‘ga jelas’, selain karena kerinduannya untuk datang lagi…lagi..dan lagi…seakan tak ada bosannya untuk mengunjungi Baitullah.

Aku sendiri punya pikiran tidak muluk2. Aku juga ingin berhaji…namun jika hendak berhaji berikutnya, aku berharap aku sudah bisa membantu warga2 miskin yg ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian, aku beribadah ‘untuk diri sendiri’ (berhaji) dan beribadah untuk kemaslahatan umat (dg mencukupi/membantu warga2 miskin sekitar).

Cita-cita/keinginan anda sendiri bagaimana…?? Berhaji sekali atau berulangkali? Atau ada pendapat lain?? ;-)

0 Responses

Posting Komentar

SILAHKAN ANDA MENULIS KOMENTAR MENGENAI AMALAN-AMALAN DIATAS, MAAF APABILA ADA AMALAN YANG SALAH YANG MUNGKIN ANDA KETAHUI SEBELUMNYA.

  • About Me

    Foto saya
    Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia

    Followers

    Labels